Senin, 13 Februari 2017

Zamannya Sekolah (Part I)



Hujan masih mengguyur wilayah Grengseng dan sekitarnya dari siang tadi, hanya mereda beberapa saat saja. Memasuki bulan kedua di tahun masehi, selain hujan dan panas, kedepannya angin sudah mulai ikut-ikutan mewarnai dan menemani hari-hari kita. Ba’da Maghrib seusai mendekati, memuji, merayu dan meminta banyak hal padaNya, aku duduk di ruang tamu untuk lanjut nonton drama Korea The Legend Of The Blue Sea yang udah keputer berulang kali. Selang beberapa saat Mawar nusul, ngangkut banyak buku sekolah ke atas meja.

Dalam hati ”Ternyata belajarnya dia sama kek aku dulu, cuman nata buku yang sesuai dengan jadwal besok. Belajar sungguhannya kalau ada PR dan kalau besoknya ada ulangan/quis aja. Sisanya paling nyalin tulisan temen karena pernah beberapa kali dikelas nyatetnya ketinggalan atau bahkan tidak nyatet sama sekali karna males, pulpennya ilang, tintanya habis atau bahkan ga bawa bukunya karena ketinggalan”.
Ya ampun kenapa juga Mawar harus demikian? karena sedarah kah? atau emang belajar kek begitu udah biasa dilakukan anak sekolah? Bukan hanya aku dan Mawar saja. Ajib.... jangan ditiru!!!.

Orang tua lihat gitu doang aja udah senengnya minta ampun, dikiranya kita beneran belajar. Apalagi kalau diam depan laptop, udah tuh sempurna. Padahal dari sekian banyaknya fungsi laptop, fungsi yang paling sering digunakan adalah buat nonton. Nonton film, drakor dan apa aja yang pengin ditonton.

Dan sepertinya dari sudut pandang orang tuaku, didepan laptop itu lebih baik timbang didepan ponsel. Aku rasa juga demikian. Aku pribadi paling kurang suka kalau menjumpai orang yang melamun dikit langsung buka gadget, bengong dikit buka hp, bahkan saat sedang berkumpul dengan keluargapun tetap asyik scroll, scroll, scroll, klik, klik, dan klik dan tak pernah lupa cekrak-cekrek. Astaghfirullaahal ‘adziim... kenapa kali aku ini? lihat doang aja ga kuat. Padahal aku sendiri pernah begitu walaupun udah ga lagi, udah sadar.
Sebagai orang yang kalau sekolah selalu menempati bangku depan, aku kurang begitu mengetahui info-info terkini yang selalu mereka bahas dibelakang secara bisik-bisik disaat proses belajar mengajar berlangsung. Dan kalau aku amati ada beberapa fenomena ganjil, diantaranya:

  1. Diem banget seolah mendengarkan sambil sesekali bola matanya keatas ngamatin sikon sekitar, padahal dirinya lagi nonton film.
  2. Yang ini juga sama diemnya. Berselancar didunia maya, login dibeberapa media sosial dan kemudian gonta-ganti tab. Ngoment, nglike, nytatus sana-sini.
  3. Mulutnya sih diem tapi kedua ibu jarinya yang ga mau diem. Asyik dengan kegiatannya sendiri yaitu ngedit foto yang pernah diambil kemudian save and share, jadiin FP pada layanan Messanger dan tak pernah absen untuk update status.
  4. Seru-seruan sendiri dengan Main game.
  5. Ngerumpiin/curhat macem-macem secara sembunyi-sembunyi.
  6. Tidur dengan wajah dikasih aling-aling laptop atau buku biar ga kelihatan.
  7. Ngelamun.
  8. Dll.

Nah, akan tetapi tak sedikit dari mereka yang beneran mendengarkan dan memperhatikan dosen didepan yang lagi bagi-bagi ilmu.

Begitu punya feeling dosennya mau mendekat, cling!!! Seketika jadi pada sebaik-baiknya mahasiswa. Sangat antusias memperhatikan, menakjubkan.

Kalau dosen killer berucap “....... sampai jumpa dipertemuan selanjutnya”. Sontak hampir semuanya berjamaah mengucapkan “yah.....!!!!”, sambil pasang ekspresi campur aduk seperti kecewa, sedih dan ga rela. Ekspresi yang menggambarkan bahwa ga mau mata kuliah yang sedang berlangsung ini berakhir begitu saja. Karna di usia emas kami, motivasi belajar lagi klimaks-klimaksnya. Padahal mah apa kali, peres semua (hahaha). Giliran dosennya udah keluar kelas, antar mahasiswa saling lempar senyum dan tertawa lepas. Mudah-mudahan ga kualat, karna aku kadang makmum.

Mengenai tugas, seringnya sih ngerjain sendiri. Karna mahasiswa/pelajar juga manusia, punya mata punya hati, jadi pernah juga minta ke temen yang udah ngerjain buat berbagi. Kolaborasi antara ngerjain sendiri dan minta ke temen.

Aku juga pernah nyontek, berakhir ada rasa tidak puas dalam relung hati yang paling dalam sehingga tidak mau mengulangi lagi. Tapi jujur saat eS tiga (SD, SMP, SMK) seingatku aku tidak pernah nyontek ketika ujian semester atau bahkan ujian nasional, in sya Allah.

Spesial buat kalian para penerus bangsa,
-----
Jangan pernah  menyontek disekolah/kampus. Jika sudah terjadi, jangan ulangi, berhenti sekarang. Dosa nyontek saat ujian itu, dibawa sampai mati. Karena ijazah yang kita gunakan, nilai-nilai yang kita dapat untuk mencari pekerjaan besok-besok, ternyata palsu. Segera bertobat, menyesal dan jangan diulangi.
----- 

Nah dan buat kalian  yang minder dan kurang PD dengan sekolahan/kampus sendiri, pahami ini: 
-----
Tidak ada itu yang disebut dengan sekolah/universitas paling keren, fakultas paling elit, jurusan paling hebat. Kalaupun ada, biarin saja orang lain sibuk membangga-banggakannya, membicarakannya. Bagi kita, yang membuat keren, elit atau hebat proses belajar itu adalah kita sendiri. Lakukan yang terbaik, terus belajar sungguh-sungguh, mencintai prosesnya, maka semua akan dengan sendirinya keren, elit dan hebat, bahkan jika sekolahnya biasa-basa saja, dipelosok desa pula, tidak masalah.
-----

Itulah sebabnya mengapa orang tua dan keluarga atau bahkan orang lain sangat cerewet dalam segala hal, termasuk belajar. Ingat ya, kalau orang masih cerewet itu berarti masih sayang. Karena bukan ketika diomeli, dimarahi dan dicereweti yang menyakitkan. Yang lebih menyakitkan adalah saat orang lain memutuskan sudah tidak peduli lagi. Ditegur tidak, disapa juga tidak, didiamkan begitu saja. Dianggap tidak ada. Maka meminjam istilah kekinian anak muda, “Kelar Hidup Lu”.

Yo ayo, ayo semangat belajar, maju perut pantat mundur maju terus pantang mundur.

Ada 5 hal penting saat kuliah. Buat kalian yang baru masuk kuliah atau nanti bakal masuk kuliah.

  1. Kejar IPK yang bagus ditahun-tahun awal. Karena ditahun-tahun terakhir kuliah, godaannya semakin besar.
  2. Segera adaptasi pola belajar. Karena didunia kampus kita harus lebih mandiri dan membuat pola dan waktu belajar sendiri.
  3. Jangan takut habis waktu dengan organisasi. Justru banyak waktu luang mesti diwaspadai.
  4. Kalau mau jadi mahasiswa teladan. Bagusin IPK. Perbanyak shilaturahmi, aktif berorganisasi dan banyak berkarya.
  5. Kalau mau dikenal dosen, aktif bertanya dan serius belajar. Dosen hanya kenal mahasiswa paling aktif dan paling menyebalkan.

Yang sebentar lagi masuk kuliah, semangat ya!!!.
Yang belum masuk kuliah tahun ini, jangan menyerah.
Yang belum lulus kuliah, Tuhan bersama mahasiswa tingkat akhir dan juga bersama orang yang sabar bukan yang berIPK besar. Lagian IPK kecil itu juga bukan jelek, tapi sederhana. Ingatlah bahwa Tuhan itu menyukai kesederhanaan.
Semoga kita bisa menyelesaikan amanah belajar didunia kampus dengan sebaik-baiknya. Menjadi mahasiswa sukses, dan membahagiakan orang tua. Aamiin....

0 komentar:

Posting Komentar