Minggu, 11 Desember 2016

Perasaan


Hukum kekekalan perasaan.
  1. Perasaan itu tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan.
  2. Perasaan hanya bisa berubah dari satu bentuk kebentuk lain.
Alirkan saja seperti mengalirkan air yang jernih. Jika perasaan kita benci, ubahlah jadi memaafkan. Jika kita rindu, ubahlah jadi bersabar. Jika perasaan kita sakit, sesak ubahlah jadi peduli dan penyayang. Toh tidak bisa dimusnahkan.

8 pelajaran perasaan:
  1. Mencintai orang yang justru memanfaatkan situasi hidup kita. Kita tahu situasi tersebut, tapi tidak bisa melepaskannya. Alih-alih, kita terus berharap besok lusa dia berubah (yang sia-sia).
  2. Menyayangi orang yang mengkhianati kesetian kita. Kita tahu, telah menambatkan seluruh kepercayaan kepadanya, setahu dia telah mengkhiantinya berkali-kali.
  3. Mencintai orang yang mencintai orang lain (tidak perlu penjelasan lebih lanjut).
  4. Mencintai seseorang secara berlebihan. Menganggapnya segalanya. Kita korbankan waktu, kesempatan, harta benda, semua hal terbaik milik kita, untuk besok lusa semua itu tidak bertahan lama.
  5. Mencintai diwaktu yang keliru. Tempat yang keliru. Sehingga situasinya amat sulit dan rumit.
  6. Mencintai orang yang merusak hidup kita. Bukannya membuat kita menjadi lebih baik, tapi sebaliknya, merusak kehidupan. Berbohong, menjadi contoh buruk, mencuri, berbuat jahat, melanggar begitu banyak nilai-nilai, hanya demi katanya cinta.
  7. Mencintai orang yang sebenarnya tidak kita cintai (lagi).
  8. Mencintai orang yang kita tahu persis tidak akan pernah kita dapatkan.
Ketika perasaan tersebut tumbuh subur, kita mungkin pernah, sedang atau akan melakukan salah satu atau beberapa hal dibawah ini:
  1.  Sibuk ngisi quiz “Apakah dia suka padaku”. Mulai dari yang simpel seperti mencocokan nama, coret-coret huruf yang sama, berapa sisanya, hingga yang canggih, alat menghitung kecocokan di internet, masukkan nama sendiri dan nama yang ditaksir, enter, hasilnya keluar. Tertawa riang kalau kesimpulannya bagus, dan nyengir kecewa kalau kesimpulannya jelek. Ajaib sekali, padahal jelas-jelas apa gunanya pula kalau kesimpulannya jodoh banget.
  2. Sibuk mengawasi akun media sosial yang ditaksir. Diintip-intip, diamat-amati, dinilai-nilai. Pasang status cari perhatian. Pengin banget ada aplikasi ‘siapa yang melihat profileku’ biar tahu apakah yang ditaksir juga ngelihat profilenya. Sibuk banget. Padahal yang ditaksir, justru sedang tebar pesona ngelihat profile dua, tiga, empat orang lain, sama sekali nggak peduli. Nungguin dia OL sepanjang malam, aduhai, pas dia OL, malah keringat dingin, kecut.
  3. Berharap ketemu dimanalah sama yang ditaksir, sudah dandan keren, kecewa berat saat nggak ketemu, tapi pas beneran ketemu malah melipir macam layangan putus, tidak berani bilang hai sepotong kata. Ajaib kan, padahal yang ditaksir itu boleh jadi melihat juga nggak. Senang ngelihat genteng rumahnya, sumringah mellihat jendela kelasnya, bolak-balik kayak setrikaan nyari perhatian. Ck ck ck.
  4. Menyimpan reply sms dari yang ditaksir, screenshoot reply komen, dll, padahal isi sms itu cuma ‘siapa sih ini?’.
  5. Menulis cerita tentang dia, cerpen tentang dia, diary tentang dia, berharap dia membaca tulisan tersebut. bahkan mengkhayal, mimpipun tentang dia. Nonton film cinta-cintaan serasa nonton dia dan aku. Baca buku roman serasa baca tentang dia dan aku. Lupa, kalau didunia ini ada 7 milyar orang, cuma dia saja di kepala. Bahkan, saking fokusnya mikir dia, tiba-tiba ada sms atau reply komen, sudah jingkrak-jingkrak senang, ternyata salah lihat, bukan dari dia. Duuh....
  6. Tiba-tiba menjadi penghafal sejati. Hafal dia besok berangkat jam berapa, dia lewat jalan mena saja, dia suka apa aja. Dan bergegas menyesuaikan jadwal agar sempat berpapasan. Sok tidak sengaja bertemu. Benar-benar penghafal sejati, hafal bajunya, hafal gayanya. Coba kalau belajar matematika persis kayak ini prosesnya, pasti jenius semualoh orang-orang. Tiba-tiba jadi dedektif nomer satu, semua diselidiki. Atau wartawan kelas wahid, semua diinterview.
  7. Pas tau ternyata dia nggak naksir atau kecewa dengan perasaan sendiri. Memutuskan melupakan, mulai deh menghapus nomer hpnya, emailnya, remove fb dan sebagainya. Padahal hiks, nomer hpnya sudah hafal mati, emailnya juga sudah hafal baget. Mau dilupakan gimana?.. Lantas bilang kesemua orang ‘sudah biasa kok, sudah ga kenapa-kenapa lagi’, hiks, hiks.
  8. Kalau sudah jadian, yang sudah menikah 50 tahun saja kalah. Sibuk majang status sayang setiap hari, ganti nama profil facebook ‘aku cayaaang xxxx’, majang foto mesra, makai nama dia jadi second name, manggil papi, mami, aduh, padahal ternyata hitungan bulan juga sudah putus. Lantas mau diapaain itu foto-foto lama? Status-status lama?’

Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain. Bukan berarti mereka harus bersama-sama saat ini juga. Tunggulah diwaktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yang bersabar.
Sementara menanti, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik. waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa sakit semakin besar, atau semakin memudar.

Nah jadi,

Kalaupun dia tidak tahu kita menyukainya.
Kalaupun dia tidak tahu kita merindukannya.
Kalaupun dia tidak tahu kita menghabiskan waktu memikirkannya.
Maka itu tetap cinta. Tidak berkurang sesenti perasaan tersebut.
Bersabar dan diam lebih baik. Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya. Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik.

Single? siapa takut, toh ga bakalan jadi single forever. 

Kesendirian itu adalah pilihan. Kita bisa memilih sendiri, dan tetap bahagia dengan situasi tersebut.
Tapi kesepian, dalam situasi tertentu, dia adalah makhluk yang berbeda lagi. Karena banyak orang yang justru merasa kesepian ditengah hiruk pikuk ramainya dunia.

Kau harus tahu,

Menerima seseorang menjadi bagian dari hidup kita adalah pekejaan yang tidak mudah. Butuh proses, butuh keyakinan, butuh keberanian. Tapi ada yang selama ini menjadi bagian hidup kita, yang kita akhirnya tahu melepaskannya adalah pilihan terbaik untuk semuanya.

Munculnya rasa kecewa dalam hubungan yang tengah berjalan akan selalu ada, bisa karena sebab tak ada kabar sama sekali sehingga membuat kita menunggu. Disinilah kita harus bisa mengerti,  

Ketika seseorang membuat kita menunggu, itu berarti ada hal yang penting yang harus dia urus dibandingkan kita..
Selalu begitu.
Karena kalau kita memang penting, amat berharga, dia tidak akan pernah membiarkan kita menunggu. Dan sama, ketika kita merasa seseorang itu penting, kita juga tidak akan pernah membiarkan dia menunggu sedikitpun.
 
Ueuuh... terkadang,

Perasaan sayang yang berlebihan, esok lusa justru bisa menghasilkan kebencian tak terhingga.

Jadi, selalu jaga hati orang yang menyayangimu. buatlah dia menangis karena dia bahagia bukan karena kau menyakitinya. Karena,

Ketika seseorang berhenti menangis karenanya, maka beberapa saat kemudian, tentu saja air matanya akan kering dipipi, isaknya akan hilang disenyap, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya diwajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal dihati, kesedihan, rasa sakit, kesendirian, beban yang membekas. Boleh jadi sebentar, boleh adi selamanya.

Yang perlu diingat yaitu
Pertama,

Jangan terlalu erat-erat memegang sesuatu, nanti kita susah berhenti sedihnya karena ternyata malah sesuatu itu yang memutuskan pergi.
Pun jangan terlalu longgar memegang sesuatu, nanti kita menyesal tak berkesudahan karena saat terlepas, baru menyadari sesuatu itu amat berharga.
Pegang dengan tangan, lengkapi dengan akal sehat dan pemahaman terbaik. Semoga tidak sedih dan tidak menyesal apapun yang terjadi

Kedua,

Menikahlah dengan orang yang akan bersedia bertengkar, berantem, merajuk, marah-marahan dengan kita untuk selamanya. Tidak bisa kalau cuma menikah dengan orang yang hanya bersedia senang-senang saja.

-
-
-
-
-
*Repost TL. 😊

0 komentar:

Posting Komentar