Kamis, 10 November 2016

Melupakan



Ketika seseorang ingin pergi, maka jangankan 10 alasan, punya 100 alasan baik untuk tetap tinggalpun, dia tetap pergi.
Tetapi ketika seseorang memutuskan ingin bertahan, maka jangankan 100 atau 10 alasan, bahkan ketika dia tidak punya alasan lagi, hanya tersisa harapan dan keyakinan, dia akan tetap bertahan.
(*TL)
----------------
Ketika kita mencoba melupakan kejadian yang menyakitkan, melupakan orang yang membuat rasa sakit itu, maka sesungguhnya kita sedang berusaha menghindari kenyataan tersebut, lari.

Pun sama, ketika kita ingin melupakan orang yang pernah kita sayangi, hal-hal indah yang telah berlalu. Maka, sejatinya kita sedang berusaha lari dari kenangan atau sisa kenyataan tersebut.

Kabar buruk buat kita semua, mekanisme menyebalkan justru terjadi saat kita berusaha lari menghindar, ingatan tersebut malah memerangkap diri sendiri. Diteriaki suruh pergi, dia justru mengambang diatas kepala. Dilempar jauh-jauh, dia bagai bumerang kembali menghujam deras. Semakin kuat kita ingin melupakan, malah semkain erat buhul ikatannya.

Bagaimana mengatasinya?

Justru resep terbaiknya adalah kebalikannya. Logika terbalik. Apa itu? Mulailah dengan pearsaan tentram terhadap diri sendiri, berdamai. Jangan lari dari kenangan tersebut. Biarkan saja dia hadir, bila perlu peruk erat. Terima dengan senang hati. Bilang kediri sendiri ”saya punya masa lalu seperti ini, pernah dekat dengan orang yang menyakitkan itu, saya terima kenyataan tersebut. Akan saya ingat dengan lega, karena saya tahu, besok lusa saya bisa jadi lebih baik dan semua orang berhak atas kesempatan memperbaiki diri”. Letakkan kenangan tersebut dalam posisi terbaiknya.

Maka, mekanisme menakjubkan tersebut akan teratasi. Perlahan tapi pasti, kita justru berhasil mengenyahkan ingatan itu. Pelan tapi pasti, kenangan tersebut justru menjadi tdak penting, biasa-biasa saja. Dan semakin kita terbiasa, levelnya sama dengan kenangan yang kita pernah beli bakso depan rumah, hanyut dibawa oleh hal-hal yang lebih seru. Ketahuilah, racun paling mematikan sekalipun, saat dibiasakan, setetes demi setetes dimasukan dalam tubuh, dengan dosis yang tepat, besok lusa jika kita tidak semaput oleh racun tersebut, kita justru akan jadi kebal. Apalagi kenangan, jelas bisa dibiasakan. Itulah hakikat dari “jka kalian ingin melupakan sesuatu atau seseorang, maka justru dengan mengingatnya. Terima seluruh ingatan itu”
-
-
-
-
*Repost TL

0 komentar:

Posting Komentar