Ketika seseorang ingin pergi, maka jangankan 10 alasan, punya
100 alasan baik untuk tetap tinggalpun, dia tetap pergi.
Tetapi ketika seseorang memutuskan ingin bertahan, maka
jangankan 100 atau 10 alasan, bahkan ketika dia tidak punya alasan lagi, hanya
tersisa harapan dan keyakinan, dia akan tetap bertahan.
(*TL)
(*TL)
----------------
Ketika
kita mencoba melupakan kejadian yang menyakitkan, melupakan orang yang membuat
rasa sakit itu, maka sesungguhnya kita sedang berusaha menghindari kenyataan
tersebut, lari.
Pun
sama, ketika kita ingin melupakan orang yang pernah kita sayangi, hal-hal indah
yang telah berlalu. Maka, sejatinya kita sedang berusaha lari dari kenangan
atau sisa kenyataan tersebut.
Kabar
buruk buat kita semua, mekanisme menyebalkan justru terjadi saat kita berusaha
lari menghindar, ingatan tersebut malah memerangkap diri sendiri. Diteriaki
suruh pergi, dia justru mengambang diatas kepala. Dilempar jauh-jauh, dia bagai
bumerang kembali menghujam deras. Semakin kuat kita ingin melupakan, malah
semkain erat buhul ikatannya.
Bagaimana
mengatasinya?
Justru
resep terbaiknya adalah kebalikannya. Logika terbalik. Apa itu? Mulailah dengan
pearsaan tentram terhadap diri sendiri, berdamai. Jangan lari dari kenangan
tersebut. Biarkan saja dia hadir, bila perlu peruk erat. Terima dengan senang
hati. Bilang kediri sendiri ”saya punya masa lalu seperti ini, pernah dekat
dengan orang yang menyakitkan itu, saya terima kenyataan tersebut. Akan saya
ingat dengan lega, karena saya tahu, besok lusa saya bisa jadi lebih baik dan
semua orang berhak atas kesempatan memperbaiki diri”. Letakkan kenangan tersebut
dalam posisi terbaiknya.
Maka,
mekanisme menakjubkan tersebut akan teratasi. Perlahan tapi pasti, kita justru
berhasil mengenyahkan ingatan itu. Pelan tapi pasti, kenangan tersebut justru
menjadi tdak penting, biasa-biasa saja. Dan semakin kita terbiasa, levelnya
sama dengan kenangan yang kita pernah beli bakso depan rumah, hanyut dibawa
oleh hal-hal yang lebih seru. Ketahuilah, racun paling mematikan sekalipun,
saat dibiasakan, setetes demi setetes dimasukan dalam tubuh, dengan dosis yang
tepat, besok lusa jika kita tidak semaput oleh racun tersebut, kita justru akan
jadi kebal. Apalagi kenangan, jelas bisa dibiasakan. Itulah hakikat dari “jka
kalian ingin melupakan sesuatu atau seseorang, maka justru dengan mengingatnya.
Terima seluruh ingatan itu”
-
-
-
-
*Repost TL
0 komentar:
Posting Komentar