2
Tahun lalu atau mungkin 3 tahun lalu, salary sebulan les privat ludes
gitu aja hanya dalam hitungan jam buat beli android yang sekarang
dipake. Ada sedikit rasa menyesal karna tadinya untuk tek-tek
dulu buat beli sepeda yang depan belakangnya cakram. Dan dari berasa
bangetnya susah cari duit, sedang begitu gampangnya buang duit
itulah, sampe sekarang kalau ada ponsel pintar dengan kecanggihan
yang lebih baik, in sya Allah takan tergiur untuk ganti dan beli,
sudah meneguhkan hati demikian.
Androidnya
kan udah kebeli nih, ternyata harus beli ini-ono ini-ono lagi berupa
aksesoris yang mendukung seperti anti gores, case pelindung yang
menarik, tongsis, fish eye dan lain-lain ditambah paket kuota
internet perbulan yang kadang udah habis sebelum waktunya. Sebenarnya
sih ga usah beli tuh aksesoris atau paketan juga ga papa. Ga ditanya
malaikat juga. Tapi taulah,
ujug-ujug
kebeli gitu aja. Sekarang udah kemana tau aksesoris tersebut,
dipinjam sana-sini dan berakhir zonk, Wallaahu A’lam.
Hp
baru, aksesoris baru, kartu baru dan paket kuotapun baru. Mulailah
install aplikasi-aplikasi yang aku suka dan menarik. Kebanyakan media
sosial, messanger, dan kamera yang sekalian ada fasilitas edit
fotonya. Bisa dibilang kemaruh,
instal
banyak aplikasi biar bisa kekinian dan biar kek orang-orang. Ini ada
banyak aplikasi yang pernah terinstall.
Alquran
dan Terjemah, Kamus Bahasa Inggris, Kamus
Bahasa Sunda,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Teka-teki
Silang, Info CPNS 2016, UC Browser, Emoji
Keyboard, Imo, Path,
FB, Twitter, Instagram, Line,
WhatsApp,
BBM, LiteBig, Telegram, Camera 360, Photo
Grid dan
lain-lain.
Sampe
sekarang aplikasi yang masih bertahan adalah yang teritalic.
Sisanya udah uninstall. Entahlah, kurang begitu tertarik install
game. Disamping itu juga karna kurang lihai, cepat bosan dan kurang
tertantang.
Kalau
baca postingan blog yang berjudul “Sadar” tersirat bahwa aku
sempat rame sendiri di media sosial, tapi sekarang tidak lagi.
Sebenarnya dari pertengahan 2015 kebelakang aku juga tidak begitu
rame, semuanya biasa-biasa saja, normal dan sepi. Begitu itulah aku
dimedia sosial, sekedar punya dan online.
Membuat
status atau memposting memang hak pribadi tidak ada yang melarangnya
bukan? suka-suka kita.Tapi tetap jaga sopan santun, jangan sebegitu
bebasnya dan seenaknya sendiri serta pertimbangkanlah ini,
Sesungguhnya
ada banyak hal yang sebaiknya orang lain tidak perlu tahu. Cukup kita
simpan dalam hati. Karena diumumkan sekalipun, orang-orang tidak
menganggapnya penting.
Orang
bahagia itu tidak mencemaskan penilain orang lain. Dia bahagia dengan
kedamaian dihati dan kepalanya. Orang bahagia itu juga tidak perlu
sibuk memamerkan segala hal hebat yang dia lakukakan. Buat apa? Toh
dia tidak butuh sanjungan, pujaan, apalagi komentar dan like orang
lain. Jika masih butuh, berarti kebahagiannya tergantung orang lain.
Cukuplah
Tuhan yang tahu doa-doa terbaik kita. Tidak perlu orang sejagad tahu.
Cukuplah Tuhan yang tahu amalan-amalan terbaik milik kita. Tidak
perlu seluruh dunia tahu. Pun cukuplah Tuhan yang tahu keluh kesah,
gundah gulana, masalah hidup kita. Tidak perlu semua orang tahu.
(*TL)
Itulah
alasan mengapa sangat jarang sekali update status dan posting di
beberapa akun media sosial yang aku miliki.
Sewaktu
pake BBM juga begitu, sangat jarang sekali ganti Personal Messages
dan juga Display Pictures. Bisa dikatakan pasif. Dan akhirnya aku
memilih uninstall aplikasi tersebut karna sebab-sebab berikut ini:
- Baterai cepat habis
- Makan memori banyak
- Waktu terbuang percuma
- Boros paketan
- Banyak iklan
- Banyak BC,
- Banyak undangan grup olshop
- Rugi kalau masuk dalam sebuah grup dan kita bukan termasuk adminnya karena tidak bisa menghapus foto/gambar yang telah tershare
- Pokoknya aku menyadari lebih banyak rugi dibanding untungnya.
Dan
akhirnya dari sekian Messanger yang terpasang, aku memutuskan hanya
pake WhatsApp yang jauh lebih menguntungkan. Keuntungan yang jelas
membawa dampak positif salah satunya adalah pegangan kedua tanganku
yang dikombinasi pandangan mataku atau lebih mudahnya interaksiku
terhadap ponsel berkurang drastis. Sisanya adalah kebalikan dari
sebab-sebab aku uninstall BBM. Makin plus-plus dengan kualitas audio,
foto/gambar, video yang diterima tetap bagus.
Untuk
keperluan Video Call, menurutku Imo pilihan terbaik.
Seperti
yang telah aku sebutkan, interaksiku terhadap ponsel berkurang
drastis. Itu adalah hal yang aku syukuri. Dampak positif lanjutannya
adalah pada indra penglihatan. Pernah kan mainan ponsel tanpa nyala
lampu dikamar? Sorot cahaya yang keluar dari ponsel tersebut tajam
benar dan akan langsung diterima oleh mata kita. Euw... lama kelamaan
karena seringnya kita berinteraksi dengan ponsel kesehatan mata kita
pasti akan bermasalah.
Disadari
atau tidak, tahu atau tidak tahu, peduli atau masa modoh, selama ini
disekitar kita kebanyakan orang jauh lebih sibuk dengan ponsel pintar
mereka sendiri. Lantas selama ini apakah kita sudah membagi waktu
kita dengan pintar juga?
- Waktu untuk membantu orang tua
- Waktu untuk melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, memasak, menyetrika pakaian.
- Waktu untuk belajar.
- Waktu untuk bersama Tuhan.
- Waktu untuk mengobrol dengan orang tua dan mendengar petuahnya.
- Dan waktu-waktu lain yang belum disebutkan
Bukankah
kita belum pintar? Kebanyakan kita menunda, nanti dan nanti hingga
akhirnya pekerjaan yang harusnya terselesaikan masih utuh atau
harusnya selesai tapi belum. Malasnya kita ini, sibuk dengan ponsel
pintar sendiri, mengabaikan orang sekitar, menjauhkan yang dekat,
menunda pekerjaan karna notif yanng muncul sambung menyambung. Karena
itu pulalah aku meuninstall beberapa aplikasi yang pernah terpasang
dengan tujuan agar tidak merugi dan bisa memanfaatkan waktu yang ada
dengan jauh lebih baik lagi.
Ayolah,
mulai kurangi interaksi kita terhadap ponsel pintar. Jauhkan dulu
untuk sementara. Perhatikan lingkungan sekitar, ada banyak hal yang
lebih menarik dan nyata sekali untuk kita lihat. Kalau tatapan kita
terus terpaku pada layar ponsel, bagaimana kita akan lebih peka dan
peduli terhadap lingkungan dan orang sekitar. Sadarilah ini.
Ketika
di rumah, berbaurlah dengan orang tua diruang keluarga. Curhat dengan
mereka. Dengan orang tua, akan sealu ada saja bahan obrolan yang
berisi yang besok lusa, cepat atau lambat akan bermanfaat bagi kita
dan juga akan terbukti nilai kebenaran dari petuahnya. Matikan dulu
ponselnya atau cukup kita sembunyikan dibawah bantal.
Ketika
ditempat umum seperti Halte. Terminal, Bank, Pasar, didalam angkutan
apa salahnya kita menyapa orang disekitar?. Buka dengan tersenyum dan
menanyakan kabar. Dari pembukaan obrolan akan berekor obrolan-obrolan
lain dan tentunya akan ada pula manfaatnya seperti menambah kenalan,
mempererat shilaturahmi dan bahkan bisa membuka dan memperlancar
aliran rezeki.
Untuk
terlihat keren dan sibuk itu bukan hanya dengan menaik turunkan ibu
jari kita diatas layar ponsel. Ada banyak sekali, teramat banyak
malah.
0 komentar:
Posting Komentar