Jumat, 28 Oktober 2016

Inilah alasannya


2 Tahun lalu atau mungkin 3 tahun lalu, salary sebulan les privat ludes gitu aja hanya dalam hitungan jam buat beli android yang sekarang dipake. Ada sedikit rasa menyesal karna tadinya untuk tek-tek dulu buat beli sepeda yang depan belakangnya cakram. Dan dari berasa bangetnya susah cari duit, sedang begitu gampangnya buang duit itulah, sampe sekarang kalau ada ponsel pintar dengan kecanggihan yang lebih baik, in sya Allah takan tergiur untuk ganti dan beli, sudah meneguhkan hati demikian.

Androidnya kan udah kebeli nih, ternyata harus beli ini-ono ini-ono lagi berupa aksesoris yang mendukung seperti anti gores, case pelindung yang menarik, tongsis, fish eye dan lain-lain ditambah paket kuota internet perbulan yang kadang udah habis sebelum waktunya. Sebenarnya sih ga usah beli tuh aksesoris atau paketan juga ga papa. Ga ditanya malaikat juga. Tapi taulah, ujug-ujug kebeli gitu aja. Sekarang udah kemana tau aksesoris tersebut, dipinjam sana-sini dan berakhir zonk, Wallaahu A’lam.

Hp baru, aksesoris baru, kartu baru dan paket kuotapun baru. Mulailah install aplikasi-aplikasi yang aku suka dan menarik. Kebanyakan media sosial, messanger, dan kamera yang sekalian ada fasilitas edit fotonya. Bisa dibilang kemaruh, instal banyak aplikasi biar bisa kekinian dan biar kek orang-orang. Ini ada banyak aplikasi yang pernah terinstall.

Alquran dan Terjemah, Kamus Bahasa Inggris, Kamus Bahasa Sunda, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Teka-teki Silang, Info CPNS 2016, UC Browser, Emoji Keyboard, Imo, Path, FB, Twitter, Instagram, Line, WhatsApp, BBM, LiteBig, Telegram, Camera 360, Photo Grid dan lain-lain.

Sampe sekarang aplikasi yang masih bertahan adalah yang teritalic. Sisanya udah uninstall. Entahlah, kurang begitu tertarik install game. Disamping itu juga karna kurang lihai, cepat bosan dan kurang tertantang.

Kalau baca postingan blog yang berjudul “Sadar” tersirat bahwa aku sempat rame sendiri di media sosial, tapi sekarang tidak lagi. Sebenarnya dari pertengahan 2015 kebelakang aku juga tidak begitu rame, semuanya biasa-biasa saja, normal dan sepi. Begitu itulah aku dimedia sosial, sekedar punya dan online.

Membuat status atau memposting memang hak pribadi tidak ada yang melarangnya bukan? suka-suka kita.Tapi tetap jaga sopan santun, jangan sebegitu bebasnya dan seenaknya sendiri serta pertimbangkanlah ini,

Sesungguhnya ada banyak hal yang sebaiknya orang lain tidak perlu tahu. Cukup kita simpan dalam hati. Karena diumumkan sekalipun, orang-orang tidak menganggapnya penting.

Orang bahagia itu tidak mencemaskan penilain orang lain. Dia bahagia dengan kedamaian dihati dan kepalanya. Orang bahagia itu juga tidak perlu sibuk memamerkan segala hal hebat yang dia lakukakan. Buat apa? Toh dia tidak butuh sanjungan, pujaan, apalagi komentar dan like orang lain. Jika masih butuh, berarti kebahagiannya tergantung orang lain.

Cukuplah Tuhan yang tahu doa-doa terbaik kita. Tidak perlu orang sejagad tahu. Cukuplah Tuhan yang tahu amalan-amalan terbaik milik kita. Tidak perlu seluruh dunia tahu. Pun cukuplah Tuhan yang tahu keluh kesah, gundah gulana, masalah hidup kita. Tidak perlu semua orang tahu.

(*TL)

Itulah alasan mengapa sangat jarang sekali update status dan posting di beberapa akun media sosial yang aku miliki.

Sewaktu pake BBM juga begitu, sangat jarang sekali ganti Personal Messages dan juga Display Pictures. Bisa dikatakan pasif. Dan akhirnya aku memilih uninstall aplikasi tersebut karna sebab-sebab berikut ini:
  • Baterai cepat habis
  • Makan memori banyak
  • Waktu terbuang percuma
  • Boros paketan
  • Banyak iklan
  • Banyak BC,
  • Banyak undangan grup olshop
  • Rugi kalau masuk dalam sebuah grup dan kita bukan termasuk adminnya karena tidak bisa menghapus foto/gambar yang telah tershare
  • Pokoknya aku menyadari lebih banyak rugi dibanding untungnya.
Dan akhirnya dari sekian Messanger yang terpasang, aku memutuskan hanya pake WhatsApp yang jauh lebih menguntungkan. Keuntungan yang jelas membawa dampak positif salah satunya adalah pegangan kedua tanganku yang dikombinasi pandangan mataku atau lebih mudahnya interaksiku terhadap ponsel berkurang drastis. Sisanya adalah kebalikan dari sebab-sebab aku uninstall BBM. Makin plus-plus dengan kualitas audio, foto/gambar, video yang diterima tetap bagus.

Untuk keperluan Video Call, menurutku Imo pilihan terbaik.

Seperti yang telah aku sebutkan, interaksiku terhadap ponsel berkurang drastis. Itu adalah hal yang aku syukuri. Dampak positif lanjutannya adalah pada indra penglihatan. Pernah kan mainan ponsel tanpa nyala lampu dikamar? Sorot cahaya yang keluar dari ponsel tersebut tajam benar dan akan langsung diterima oleh mata kita. Euw... lama kelamaan karena seringnya kita berinteraksi dengan ponsel kesehatan mata kita pasti akan bermasalah.

Disadari atau tidak, tahu atau tidak tahu, peduli atau masa modoh, selama ini disekitar kita kebanyakan orang jauh lebih sibuk dengan ponsel pintar mereka sendiri. Lantas selama ini apakah kita sudah membagi waktu kita dengan pintar juga?
  • Waktu untuk membantu orang tua
  • Waktu untuk melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, memasak, menyetrika pakaian.
  • Waktu untuk belajar.
  • Waktu untuk bersama Tuhan.
  • Waktu untuk mengobrol dengan orang tua dan mendengar petuahnya.
  • Dan waktu-waktu lain yang belum disebutkan
Bukankah kita belum pintar? Kebanyakan kita menunda, nanti dan nanti hingga akhirnya pekerjaan yang harusnya terselesaikan masih utuh atau harusnya selesai tapi belum. Malasnya kita ini, sibuk dengan ponsel pintar sendiri, mengabaikan orang sekitar, menjauhkan yang dekat, menunda pekerjaan karna notif yanng muncul sambung menyambung. Karena itu pulalah aku meuninstall beberapa aplikasi yang pernah terpasang dengan tujuan agar tidak merugi dan bisa memanfaatkan waktu yang ada dengan jauh lebih baik lagi.

Ayolah, mulai kurangi interaksi kita terhadap ponsel pintar. Jauhkan dulu untuk sementara. Perhatikan lingkungan sekitar, ada banyak hal yang lebih menarik dan nyata sekali untuk kita lihat. Kalau tatapan kita terus terpaku pada layar ponsel, bagaimana kita akan lebih peka dan peduli terhadap lingkungan dan orang sekitar. Sadarilah ini.
 
Ketika di rumah, berbaurlah dengan orang tua diruang keluarga. Curhat dengan mereka. Dengan orang tua, akan sealu ada saja bahan obrolan yang berisi yang besok lusa, cepat atau lambat akan bermanfaat bagi kita dan juga akan terbukti nilai kebenaran dari petuahnya. Matikan dulu ponselnya atau cukup kita sembunyikan dibawah bantal.

Ketika ditempat umum seperti Halte. Terminal, Bank, Pasar, didalam angkutan apa salahnya kita menyapa orang disekitar?. Buka dengan tersenyum dan menanyakan kabar. Dari pembukaan obrolan akan berekor obrolan-obrolan lain dan tentunya akan ada pula manfaatnya seperti menambah kenalan, mempererat shilaturahmi dan bahkan bisa membuka dan memperlancar aliran rezeki.

Untuk terlihat keren dan sibuk itu bukan hanya dengan menaik turunkan ibu jari kita diatas layar ponsel. Ada banyak sekali, teramat banyak malah.

0 komentar:

Posting Komentar