Kamis, 22 September 2016

Beginilah Kita


Puisi terakhir WS Rendra. Beliau tulis sesaat sebelum wafat

Hidup ini seperti uap, yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap
Ketika orang memuji milikku, aku berkata bahwa ini hanya titipan saja

Bahwa mobilku adalah titipanNya
Bahwa rumahku adalah titipanNya
Bahwa hartaku adalah titipanNya
Bahwa putra-putriku adalah titipanNya

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
Megapa Dia menitipkannya padaku?
Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku?

Dan kalau bukan milikku,
Apa yang seharusnya aku lakukan untuk milikNya ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
Ketika titipan itu diminta kembali olehNya.

Malahan ketika diminta kembali,
Kusebut itu musibah, kusebut itu ujian, kusebut itu petaka
Kusebut itu apa saja untuk melukiskan bahwa semua itu adalah derita

Ketika aku berdoa,
Kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi.
Aku ingin lebih banyak harta
Aku ingin lebih banyak mobil
Aku ingin lebih banyak rumah
Aku ingin lebih banyak popularitas

Dan ku tolak sakit
Ku tolak kemiskinan
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku

Seolah keadilan dan kasihNya
Harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendaku

Aku rajin beribadah,
Maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku

Betapa curangnya aku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagangku,
Dan bukanlah kekasih

Kuminta Dia membalas perlakuan baikku
Dan menolak keputusanNya yang tidak sesuai dengan keinginanku

Duh Allah....

Padahal setiap hari kuucapkan
Hidupku dan matiku, hanyalah untukMu ya Allah. Ampuni aku ya Allah

Mulai hari ini,
Ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan
Dan menjadi bijaksana
Mau menuruti kehendakMu saja ya Allah

Sebab aku yakin
Engkau akan memberikan anugrah dalam hidupku
KehendakMu adalah yang terbaik bagiku.

Ketika aku ingin hidup kaya,
Aku lupa bahwa hidup itu sendiri adalah sebuah kekayaan

Ketika aku berat untuk memberi
Aku lupa bahwa semua yang aku miliki juga adalah pemberian

Ketika aku ingin menjadi yang terkuat
Aku lupa bahwa dalam kelemahan, Tuhan memberikan aku kekuatan

Ketika aku takut rugi
Aku lupa bahwa hidupku adalah sebuah keberuntungan karena anugrahNya

Ternyata hidup ini sangat indah
Ketika kita selalu bersyukur kepadaNya

Bukan karena hari ini indah kita bahagia
Tetapi karena kta bahagia, maka hari ini menjadi indah

Bukan karena tak ada rintangan kita menjadi optimis
Tetapi karena kita optimis, rintangan akan menjadi tak terasa

Bukan karena mudah kita yakin bisa
Tetapi karena kta yakin bisa, semuanya menjadi mudah

Bukan karena semua baik kita tersenyum
Tetapi karena kita tersenyum maka semua menjadi baik

Tak ada hari yang menyulitkan kita
Kecuali kita sendiri yang membuat sulit

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar
Cukuplah menjdi jalan setapak yang dapat dilalui orang

Bla kita tidak dapat menjadi matahari
Cukuplah menjadi lentera yang dapat menerangi sekitar kita

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang
Maka berdoalah untuk kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar