Sabtu, 21 November 2015

Tehnik Sampling


Sampel Probabilitas ( probability sampling design)
Artinya penarikakan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan demikian dalam rancangan ini tidak terdapat diskriminasi unit populasi yang satu dengan yang lainnya. Karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Maka untuk menjadi sampel, unit-unit poulasi harus dirandom. Oleh karenanya, sampel ini disebut sebagai sample acakan. Karena cara kerjanya yang acakan itu. Kendati secara acakan, karena sifat populasi yang begitu homogen, maka sifat sampel yang dihasilkan dari rancangan ini tetap merupakan sampel yang representatif.
Systematic Random Sampling
Rancangan ini dilaksanakan dengan mengambil unit populasi dari atas ke bawah secara sistematis. Namun demikian, pengambilan angka awal tetap dilakukan secara acak.
Sampel Nonprobabilitas (Nonprobability Sampling)
Pada perancangan sampel nonprobabilitas, penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan hukum probablitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian. Hal ini karena sifat populasi itu sendiri yang heterogen sehingga terdapat diskriminasi tertentu dalam unit-unit populasi itu. Oleh kaena itu harus ada perlakuan khusus lainnya.
Stratified Sampling
Rancangan ini digunakan apabila populasi menunjukan sifat berstrata. Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan pada waktu menggunakan tehnik sampling ini, yaitu:
1.    Setiap unit strata harus memiliki kriteria yang jelas, yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan anggota unit strata
2.    Setiap unit strata harus dapat diketahui secara pasti jumlah anggotanya. Misalnya kalau populasi dibagi menjadi 3 strata, yaitu anggota Karang  Taruna RT I, RT II, RT III dan RT IV. Masing-masing angggota Karang atruna tersebut harus diketaui dengan pasti berapa jumlahnya. Setelah syara-syarat diatas terpenuhi, persoalan sekarang adalah bagaimana kita menentukan jumlah masing-masing perwakilan dari setiap strata yang ada. Bila persoalan disepelekan, mungkin tehnik stratified sampling ini sudah berubah dari sifatnya semula. Kalau kita berbicara tehnik secara khusus, maka penentuan jumlah perwakilan setiap strata yang bergabung dalam struktur sampel penelitian tidak menjadi peroalan. Hal yang penting bahwa setiap unit strata dalam keseluruhan polulasi penelitian yang ada harus ada wakilnya dalam sturktur sampel, ini sebenarnya dari stratified sampel.
Cluster Sampling
Kalau kita mengadakan penelitian, ada penelitian tersebut mengisyaratkan populasi dalam bentuk unit-unit khusus seperti agama, golongan, suku bangsa atau dapat dkatakan populasi kita adalah populasi cluster, maka penggunaan tehnik cluster sampling adalah jawaban yang dari pertanyaan bagaimaa kita menarik sampel dari populasi seperti ini. Perlu menjadi perhatian bahwa cluster sampling tidak memilih individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi memilih rumpun-rumpun populasi sebagai unit populasi. Suatu contoh dari penggunaan tehnik ini, apabila kita hendak meneliti pendapat umun tentang tentang persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, maka kita dapat mengelompokan bangsa masyarakat indonesia dalam cluster suku atau asal daerah masing-masing.
Purposive Sampling
Tehnik ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih megutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Walaupun demikian, untuk menggunakan tehnik ini peneliti seharusnya orang yang pakar terhadap karakteristik populsi. Berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap pupulasi, maka unit-unit populasi yang dianggap kunci diambil sebagai sampel penelitian
Kalau kita meneliti pendapat umum tentang mutu siaran televisi di indonesia, maka kita akan menjadikan semua pemilik televisi sebagai sampel penelitian. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa pemilik televisi adalah orang yang lebih banyak tahu tentang acara televsi.
Quota Sampling
Tehnik sampling ini memiliki sifat yang tidak jauh dari purposive sampling, yaitu lebih mementingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel penelitian adalah unit populasi yang telah ditentukan lebih dahulu, makanya qouta sampling digunakan hanya untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Unit populasi yang akan menjadi sampel penelitian, selanjutnya diinterview atau diberi questioner. Hal yang perlu digaris bawahi disini adalah semua unit poplulasi yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian, haruslah diinterview dan diberi questioner, dengan kata lain semua unit populasi yang telah termasuk dalam kuota haruslah dijadikan responden dalam penelitin tersebut.
Kalangan peneliti menganggap bahwa tehnik ini menghasilkan sampel yang tidak probable terhadap apa yang ia wakili, oleh karenya sampel dari tehnik sampling ini tidak atau kurang representatif. Mungkin saja demikian, tetapi apabila peneliti menemukan sifat populasi yang relatif homogen pada penelitian tertentu, kemudian tehnik ini digunakan, maka tidak mustahil kalau sampel yang dihasilkan dari tehnik ini adalah sample yang representatif. Mungkin juga tehnik ini punya kemiripan yang kuat dengan random, tetapi sifat dari quota sampling yang nonprobabltas itulah, menjadikan tehnik ini berbeda satu dengan yang lain. Maksudnya apabila random sampling dapat senaknnya mengambil unit-unit populasi sebagai sampel penelitian disebabkan sifat populasi adalah “mutlak” homogen sedangkan qouta sampling dibelenggu oleh tujuan penelitian dan sifat populasi yang tidak “mutlak” homogen, berakbiat qouta sampling tidak seperti yang terjadi pada random sampling. Hal yang terpenting dari tehnik ini bahwa jatah sampel harus ada dari unit-unit populasi tersebut dan jatah sampel tersebut harus terpakai habis.
Biasanya digunakan data dari populasi yang berkaitan dengan demografi (kependudukan) quota sampling ini dapat digunakan sebagai judgment sampling dua tahap. Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti merumuskan kategori kontrol atau quota dari populasi yang akan ditelitinya. Tahap kedua adalah penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat secara convinience atau judgmnet. Tergantung pada situasi dan kondisi pada saat akan dilakukan penelitian dan apa yang akan diteliti serta kemampuan dari peneliti sendiri
Kelebihan:
·         Rendahnya biaya penelitian
·         Keleluasaan peneliti menentukan elemen-elemen untuk setiap quotanya. Bahkan pada kondisi-kondsi tertentu hasil penelitian yang dilakukan dengan salah satu tehnik sampling dapat menyamai hasil penelitian dengan salah satu tehnik sampling yang termasuk rumpun probability sampling.
Kekurangan:
Ditinjau dari bias yang terjadi, terlihat bahwa dengan tehnik sampling ini akan diperoleh data yang sangat beragam. Kondisi ini secara langsung akan berakibat pada tingginya tingkat kesulitan dalam merumuskan hasil penelitian. Penyebab bias yang lainnya adalah tidak ada suatu prosedur atau tata cara yang baku bagi pewancara dan tehnik wawancaranya. Permasalah bertambah lagi dengan kenyataan bahwa pewancara cenderung mencari lokasi/tempat dimana sampel dapat ditemukan dan kadang pewancara memilih-milih responden yang tidak dapat dierima seperti peampilan, jenis kelamin, agama dan lain sebagainya.
Double Sampling
Biasanya tehnik ini disebut dengan sampling kembar. Tehnik ini amat bermanfaat bagi peneliti yang populasinya besar, yang pengumpulan datanya menggunakan angket melalui jasa pos. Umpamanya kita meneliti kecenderungan pembaca harian KOMPAS dalam memilih rubrik yang disukai. Untuk penelitian ini peneliti menyebarkan angket ke sekuruh pelanggan KOMPAS. Dari keseluruhan angket yang disebarkan tentunya ada beberapa yang tidak kembali. Untuk mengatasi ini, maka digunakan metode lain yaitu interview. Double sampling juga biasanya bermanfaat bagi cross check atau cross validity terhadap sampel penelitian baik penelitian yang menggunakan satu sampel maupun penelitian yang menggunakan sampel pembanding. Pada penelitian kualitatif, ide dari double sampling ini banyak digunakan pada kegiatan cross validity terhadap informasi yang dihimpun peneliti ataupun untuk keperluan cross check terhadap peneliti dalam satu penelitian.
Sampel kemudahan (convinience sampling)
Kelebihan:
·         Murah dan hemat waktu
Kekurangan:
·         Tidak cocok dan tidak dianjurkan untuk penelitian yang bersifat diskriptif dan causal.
·         Menuntut kehatian-hatian dalam menerjemahkan hasil penelitian
Sampel Pertimbangan (judgment sampling)
Pada dasarnya merupakan suatu bentuk convinience sampling bila ditinjau dari cara pengambilan unit-unit sampelnya. Dengan tehnik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam penulisan kriterianya, subjektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat berperan.
Kelebihan:
Terdapat situasi dimana judgment sampling ini dapat digunakan bahkan dianjurkan untuk digunakan. Situasi tersebut adalah:
·         Kondisi dimana probability sampling tidak dapat digunakan
·         Bila ukuran sampel sangat kecil (<20)
·         Bila peneliti memiliki pengetahuan dan penguasaan yang memadai terhadap topik yang dihadapi sehingga dapat dijamin bahwa sampel yang diambilnya benar-benar representatif
Kekurangan:
Kendala yang dihadapi dalam penggunaan judgment ini adalah tuntutan adanya kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan populasi dan membuat pertimbagannya. Petimbangan (judgment) harus masuk akal dan relevan dengan maksud penelitian.

Snowball Sampling
Sangat dapat digunakan bila populasinya sangat spesifik, cara pengambilan dapat dilakukan secara berantai, mulai dari ukuran yang kecil. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan interview terhadap suatu kelompok/seseorang responden yang relevan dan untuk selanjutnya yang bersangkutan diminta menyebutkan calon respoden yang berikutnya yang memiliki spesifikasi yang sama.
Kelebihan:
Melihat dari terfokusnya sampel, hasil penelitian dengan snowball sampling ini dapat diperkirakan tidak akan banyak menyimpang dari apa yang sebenarnya terjadi pada populasinya. Dengan kata lain, bias yang dihasilkan dari penelitian relatif kecil.
Kekurangan:
Besarnya waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi karena populasi yang spesifik serta tersebarnya populasi.

*Diambil dari Buku Edisi Kedua Metodologi penelitian Kuantitatif, Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos., M.Si tahun 2005 ISBN 978-602-8730-74-7 halaman 116-127 Penerbit: Kencana Prenada Media Group

@Perpustakaan Kota Tangerang, Ahad  11 Oktober 2015

dengan perubahan seperlunya :) 




 

0 komentar:

Posting Komentar