Sampel
Probabilitas ( probability sampling design)
Artinya penarikakan sampel
didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan demikian dalam rancangan ini tidak terdapat
diskriminasi unit populasi yang satu dengan yang lainnya. Karena semua memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Maka untuk menjadi sampel, unit-unit
poulasi harus dirandom. Oleh karenanya, sampel ini disebut sebagai sample
acakan. Karena cara kerjanya yang acakan itu. Kendati secara acakan, karena
sifat populasi yang begitu homogen, maka sifat sampel yang dihasilkan dari
rancangan ini tetap merupakan sampel yang representatif.
Systematic
Random Sampling
Rancangan ini dilaksanakan dengan mengambil
unit populasi dari atas ke bawah secara sistematis. Namun demikian, pengambilan
angka awal tetap dilakukan secara acak.
Sampel
Nonprobabilitas (Nonprobability Sampling)
Pada perancangan sampel
nonprobabilitas, penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan
hukum probablitas, artinya bahwa tidak semua unit populasi memiliki kesempatan
untuk dijadikan sampel penelitian. Hal ini karena sifat populasi itu sendiri
yang heterogen sehingga terdapat diskriminasi tertentu dalam unit-unit populasi
itu. Oleh kaena itu harus ada perlakuan khusus lainnya.
Stratified
Sampling
Rancangan ini digunakan apabila
populasi menunjukan sifat berstrata. Ada beberapa syarat yang perlu
diperhatikan pada waktu menggunakan tehnik sampling ini, yaitu:
1. Setiap unit
strata harus memiliki kriteria yang jelas, yang digunakan sebagai dasar dalam
menentukan anggota unit strata
2. Setiap unit
strata harus dapat diketahui secara pasti jumlah anggotanya. Misalnya kalau
populasi dibagi menjadi 3 strata, yaitu anggota Karang Taruna RT I, RT II, RT III dan RT IV.
Masing-masing angggota Karang atruna tersebut harus diketaui dengan pasti
berapa jumlahnya. Setelah syara-syarat diatas terpenuhi, persoalan sekarang adalah
bagaimana kita menentukan jumlah masing-masing perwakilan dari setiap strata
yang ada. Bila persoalan disepelekan, mungkin tehnik stratified sampling ini
sudah berubah dari sifatnya semula. Kalau kita berbicara tehnik secara khusus,
maka penentuan jumlah perwakilan setiap strata yang bergabung dalam struktur
sampel penelitian tidak menjadi peroalan. Hal yang penting bahwa setiap unit
strata dalam keseluruhan polulasi penelitian yang ada harus ada wakilnya dalam
sturktur sampel, ini sebenarnya dari stratified sampel.
Cluster
Sampling
Kalau kita mengadakan penelitian,
ada penelitian tersebut mengisyaratkan populasi dalam bentuk unit-unit khusus
seperti agama, golongan, suku bangsa atau dapat dkatakan populasi kita adalah
populasi cluster, maka penggunaan tehnik cluster sampling adalah jawaban yang dari
pertanyaan bagaimaa kita menarik sampel dari populasi seperti ini. Perlu menjadi
perhatian bahwa cluster sampling tidak memilih individu-individu sebagai
anggota unit sampel, tetapi memilih rumpun-rumpun populasi sebagai unit
populasi. Suatu contoh dari penggunaan tehnik ini, apabila kita hendak meneliti
pendapat umun tentang tentang persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, maka
kita dapat mengelompokan bangsa masyarakat indonesia dalam cluster suku atau
asal daerah masing-masing.
Purposive
Sampling
Tehnik ini digunakan pada
penelitian-penelitian yang lebih megutamakan tujuan penelitian daripada sifat
populasi dalam menentukan sampel penelitian. Walaupun demikian, untuk
menggunakan tehnik ini peneliti seharusnya orang yang pakar terhadap
karakteristik populsi. Berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap pupulasi,
maka unit-unit populasi yang dianggap kunci diambil sebagai sampel penelitian
Kalau kita meneliti pendapat umum
tentang mutu siaran televisi di indonesia, maka kita akan menjadikan semua pemilik
televisi sebagai sampel penelitian. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa pemilik
televisi adalah orang yang lebih banyak tahu tentang acara televsi.
Quota
Sampling
Tehnik sampling ini memiliki sifat
yang tidak jauh dari purposive sampling, yaitu lebih mementingkan tujuan
penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel penelitian adalah unit
populasi yang telah ditentukan lebih dahulu, makanya qouta sampling digunakan
hanya untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Unit
populasi yang akan menjadi sampel penelitian, selanjutnya diinterview atau
diberi questioner. Hal yang perlu digaris bawahi disini adalah semua unit
poplulasi yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian, haruslah diinterview
dan diberi questioner, dengan kata lain semua unit populasi yang telah termasuk
dalam kuota haruslah dijadikan responden dalam penelitin tersebut.
Kalangan peneliti menganggap bahwa
tehnik ini menghasilkan sampel yang tidak probable terhadap apa yang ia wakili,
oleh karenya sampel dari tehnik sampling ini tidak atau kurang representatif.
Mungkin saja demikian, tetapi apabila peneliti menemukan sifat populasi yang
relatif homogen pada penelitian tertentu, kemudian tehnik ini digunakan, maka
tidak mustahil kalau sampel yang dihasilkan dari tehnik ini adalah sample yang
representatif. Mungkin juga tehnik ini punya kemiripan yang kuat dengan random,
tetapi sifat dari quota sampling yang nonprobabltas itulah, menjadikan tehnik
ini berbeda satu dengan yang lain. Maksudnya apabila random sampling dapat
senaknnya mengambil unit-unit populasi sebagai sampel penelitian disebabkan sifat
populasi adalah “mutlak” homogen sedangkan qouta sampling dibelenggu oleh
tujuan penelitian dan sifat populasi yang tidak “mutlak” homogen, berakbiat
qouta sampling tidak seperti yang terjadi pada random sampling. Hal yang
terpenting dari tehnik ini bahwa jatah sampel harus ada dari unit-unit populasi
tersebut dan jatah sampel tersebut harus terpakai habis.
Biasanya digunakan data dari populasi
yang berkaitan dengan demografi (kependudukan) quota sampling ini dapat
digunakan sebagai judgment sampling dua tahap. Tahap pertama adalah tahapan
dimana peneliti merumuskan kategori kontrol atau quota dari populasi yang akan
ditelitinya. Tahap kedua adalah penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat
secara convinience atau judgmnet. Tergantung pada situasi dan kondisi pada saat
akan dilakukan penelitian dan apa yang akan diteliti serta kemampuan dari
peneliti sendiri
Kelebihan:
·
Rendahnya biaya penelitian
·
Keleluasaan peneliti menentukan elemen-elemen untuk
setiap quotanya. Bahkan pada kondisi-kondsi tertentu hasil penelitian yang
dilakukan dengan salah satu tehnik sampling dapat menyamai hasil penelitian
dengan salah satu tehnik sampling yang termasuk rumpun probability sampling.
Kekurangan:
Ditinjau dari bias yang terjadi,
terlihat bahwa dengan tehnik sampling ini akan diperoleh data yang sangat
beragam. Kondisi ini secara langsung akan berakibat pada tingginya tingkat
kesulitan dalam merumuskan hasil penelitian. Penyebab bias yang lainnya adalah
tidak ada suatu prosedur atau tata cara yang baku bagi pewancara dan tehnik
wawancaranya. Permasalah bertambah lagi dengan kenyataan bahwa pewancara
cenderung mencari lokasi/tempat dimana sampel dapat ditemukan dan kadang pewancara
memilih-milih responden yang tidak dapat dierima seperti peampilan, jenis
kelamin, agama dan lain sebagainya.
Double
Sampling
Biasanya tehnik ini disebut dengan
sampling kembar. Tehnik ini amat bermanfaat bagi peneliti yang populasinya
besar, yang pengumpulan datanya menggunakan angket melalui jasa pos. Umpamanya
kita meneliti kecenderungan pembaca harian KOMPAS dalam memilih rubrik yang
disukai. Untuk penelitian ini peneliti menyebarkan angket ke sekuruh pelanggan
KOMPAS. Dari keseluruhan angket yang disebarkan tentunya ada beberapa yang
tidak kembali. Untuk mengatasi ini, maka digunakan metode lain yaitu interview.
Double sampling juga biasanya bermanfaat bagi cross check atau cross validity
terhadap sampel penelitian baik penelitian yang menggunakan satu sampel maupun
penelitian yang menggunakan sampel pembanding. Pada penelitian kualitatif, ide
dari double sampling ini banyak digunakan pada kegiatan cross validity terhadap
informasi yang dihimpun peneliti ataupun untuk keperluan cross check terhadap
peneliti dalam satu penelitian.
Sampel
kemudahan (convinience sampling)
Kelebihan:
·
Murah dan hemat waktu
Kekurangan:
·
Tidak cocok dan tidak dianjurkan untuk penelitian
yang bersifat diskriptif dan causal.
·
Menuntut kehatian-hatian dalam menerjemahkan hasil
penelitian
Sampel
Pertimbangan (judgment sampling)
Pada dasarnya merupakan suatu
bentuk convinience sampling bila ditinjau dari cara pengambilan unit-unit
sampelnya. Dengan tehnik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria
yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam penulisan
kriterianya, subjektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat berperan.
Kelebihan:
Terdapat situasi dimana judgment
sampling ini dapat digunakan bahkan dianjurkan untuk digunakan. Situasi
tersebut adalah:
·
Kondisi dimana probability sampling tidak dapat
digunakan
·
Bila ukuran sampel sangat kecil (<20)
·
Bila peneliti memiliki pengetahuan dan penguasaan
yang memadai terhadap topik yang dihadapi sehingga dapat dijamin bahwa sampel
yang diambilnya benar-benar representatif
Kekurangan:
Kendala yang dihadapi dalam
penggunaan judgment ini adalah tuntutan adanya kejelian dari peneliti dalam
mendefinisikan populasi dan membuat pertimbagannya. Petimbangan (judgment)
harus masuk akal dan relevan dengan maksud penelitian.
Snowball
Sampling
Sangat dapat digunakan bila
populasinya sangat spesifik, cara pengambilan dapat dilakukan secara berantai,
mulai dari ukuran yang kecil. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan
interview terhadap suatu kelompok/seseorang responden yang relevan dan untuk
selanjutnya yang bersangkutan diminta menyebutkan calon respoden yang
berikutnya yang memiliki spesifikasi yang sama.
Kelebihan:
Melihat dari terfokusnya sampel,
hasil penelitian dengan snowball sampling ini dapat diperkirakan tidak akan
banyak menyimpang dari apa yang sebenarnya terjadi pada populasinya. Dengan kata
lain, bias yang dihasilkan dari penelitian relatif kecil.
Kekurangan:
Besarnya waktu dan biaya yang
dibutuhkan untuk memperoleh informasi karena populasi yang spesifik serta
tersebarnya populasi.
*Diambil dari Buku Edisi Kedua
Metodologi penelitian Kuantitatif, Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos., M.Si
tahun 2005 ISBN 978-602-8730-74-7 halaman 116-127 Penerbit: Kencana Prenada Media
Group
@Perpustakaan Kota Tangerang,
Ahad 11 Oktober 2015
dengan perubahan seperlunya :)
0 komentar:
Posting Komentar