Pengertian
VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan
pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar
menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask. Dari
kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang
dihasilkan dari perhitungan pengelolaan alamat jenis ini akan bervariasi
dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.
Perhitungan
IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan
memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask,
jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki
satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah
terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan
oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau
dengan kata lain sebagai IP address local dan
IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun
tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi
dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IP
Address berkelas.
Manfaat dari
VLSM adalah:
1. Efisien menggunakan alamat
IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host
setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan kelas C
192.168.10.0 dan topeng 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk memiliki
delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat IP (30 dari yang dapat
ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita punya WAN beberapa link dalam
jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada masing-masing pihak,
maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa
dibuat adalah:
·
192.168.10.32/30
·
192.168.10.36/30
·
192.168.10.40/30
·
192.168.10.44/30
·
192.168.10.48/30
·
192.168.10.52/30
·
192.168.10.56/30
·
192.168.10.60/30
2. Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut summarization rute.
3. VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam satu ringkasan alamat.
Misalnya subnets 192.168.10.0/24,
192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi
192.168.8.0/21.
Penggunaan VLSM terkait dengan
dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol Routing mendukung
VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung VLSM. Jadi
apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya
menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang
luas. Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.
Meskipun sifatnya sangat fleksibel
dan diminati oleh administrator jaringan dalam penerapannya, penggunaan VLSM
ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan struktur alamat yang
akurat.
Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk. Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.
Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk. Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.
Penerapan VLSM
Contoh 1:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih
dahulu menggunakan CIDR, maka
didapat
11111111.11111111.11110000.00000000
= /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat
terakhir subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke
3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
– Kita pecah menjadi 16 blok subnet,
dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24
= 16
– Selanjutnya nilai subnet di ubah
tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat
130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16
blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 =
130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 =
130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 =
130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 =
130.20.35.0/24
Dst… sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = =
130.20.47/24
– Selanjutnya kita ambil kembali
nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah
menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita
ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 =
130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 =
130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 =
130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 =
130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 =
130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 =
130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 =
130.20.38.224/27
Contoh 2:
Diberikan Class C network
204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host:
netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara
keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit
host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27
=> ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
Dengan demikian terlihat adanya ip
address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin
tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan
pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian
ip public tersebut.
Untuk mengatasi hal ini (efisiensi)
dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1.
Buat urutan
berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi
28,28,14,7,2).
2.
Tentukan blok
subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast =
30 –> menjadi 32 ip (/27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast =
16 –> menjadi 16 ip (/28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast =
9 –> menjadi 16 ip (/28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast =
4 –> menjadi 4 ip (/30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27
=> ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27
=> ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts