Kamis, 10 Agustus 2017

Subnetting Dalam Struktur Jaringan



Pengertian Subnetting Pada Jaringan Komputer
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet".

Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router dalam jaringan multi).

Alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
·           Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
·           Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
·           Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun ada kalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24.
Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?
maksud /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).

Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host-Broadcast.

1.     Contoh kasus Subnetting yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16.

Subnetting pada IP Address Class A

Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Analisa:

10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.


2.    Contoh kasus Subnetting yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 172.16.0.0/18 dan 172.16.0.0/25.

Subnetting pada IP Address Class B

Berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

>> Contoh network address 172.16.0.0/18

Analisa:

172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah

host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host

Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

>> Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa:

172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

3.    Contoh kasus Subnetting yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26

Subnetting pada IP Address Class C

Analisa :

192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan :

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

*dari berbagai sumber dengan perubahan seperlunya

Sabtu, 05 Agustus 2017

Skema Pengalamatan Jaringan IP Hirarkikal


PENGALAMATAN IP
Pengalamatan IP adalah pengidentifikasian dengan angka yang diberikan setiap mesin di dalam jaringan IP. Pengalamatan IP digunakan untuk menunjukkan lokasi spesifik dari alat di dalam jaringan.

Alamat IP adalah alamat software, bukan alamat hardware yang terpatri ke dalam Network Interface Card (NIC) dan digunakan untuk menemukan host pada jaringan lokal.

Pengalamatan IP ditujukan untuk memungkinkan host di dalam sebuah jaringan bisa berkomunikasi dengan host pada jaringan yang berbeda, tanpa mempedulikan tipe dari LAN yang digunakan oleh host yang berpartisipasi.

TERMINOLOGI IP
Untuk  mempelajari pengertian tentang internet protocol, berikut ini ada beberapa istilah yaitu:
1.    Bit, satu bit sama dengan satu digit yang bernilai 1 atau 0.
2.   Byte, satu byte sama dengan 7 atau 8 bit yang bergantung apakah menggunakan parity.
3.   Octet, terdiri atas 8 bit yang merupakan bilangan biner 8 bit umumnya.
4.   Alamat Network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote network (Remote Network adalah network yang tidak terhubung langsung dengan ISP (Internet Service Provider).
5.   Alamat broadcast, digunakan oleh aplikasi dan host untuk mengirim informasi ke semua titik di dalam jaringan.

SKEMA HIERARKI PENGALAMATAN IP
Alamat IP terdiri atas 3 bit informasi yang terbagi 4 bagian dikenal sebagai octet atau byte, dimana masing-masing terdiri atas 1 byte (8 bit) yang dapat digambarkan pengalamatan IP dengan metode Dotted-decimal, Biner dan Heksadesimal.

Dengan metode Heksadesimal tidak digunakan sesering dotted-decimal atau biner ketika membicarakan pengalamatan IP, tetapi dengan menggunakan Windows Registry (sistem operasi Windows menyimpan pengaturan sistem, konfigurasi hardware dan prefensi user di dalam database ) yang bagus untuk program yang menyimpan alamat IP mesin dalam bentuk hexa (heksadesimal) dalam beberapa program.

Skema pengalamatan IP dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengalamatan 32-bit (terstruktur/hierarki) dan pengalamatan flat (datar/non-hierarki).

Walaupun kedua jenis skema pengalamatan bisa digunakan, namun pengalamatan hierarki dipilih dengan alasan yang baik.

Keuntungan dari skema pengalamatan hierarki yaitu kemampuannya yang bisa menangani pengalamatan yang besar.

Sedangkan kekurangan dari skema pengalamatan flat dan alasan kenapa pengalamatan IP tidak menggunakannya yaitu masalah routing yang tidak efisien dan hanya sebagian kecil alamat yang digunakan dalam pengalamatan IP.

Solusi untuk masalah tersebut yaitu menggunakan dua atau tiga tingkatan yang bisa dibandingkan dengan nomer telepon, skema pengalamatan hierarki yang terstruktur oleh network (jaringan) dan host atau network, subnet dan host yang digunakan untuk menunjukkan alamat jaringan (network).

PENGALAMATAN NETWORK
Alamat network (nomor network) memberikan identifikasi unik untuk setiap mesin pada jaringan yang sama menggunakan atau berbagi alamat network yang sama sebagai bagian dari pengalamatan IP.

Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat network mengidentifikasi sebuah mesin tertentu yang  merupakan individu dan group. Nomer ini bisa di sebut sebagai alamat host.

Contoh alamat IP 172.16.30.56. angka 30.56 adalah alamat node. Untuk jumlah jaringan kecil yang memproses node yang sangat banyak dibuatkan class A sebaliknya yang berlawanan adalah class C, untuk jumlah jaringan yang berada diantara sangat besar dan sangat kecil adalah jaringan class B.

Untuk memastikan routing yang efisien yaitu bit awal yang terletak disebelah kiri yang menentukan class network berbeda.

skema pengalamatan class network
8 bits               8 bits       8 bits               8 bits
Class A:
Network
Host
Host
Host
Class B:
Network
Network
Host
Host
Class C:
Network
Network
Network
Host
    Class D:    Multicast
    Class E:    Research

Range Alamat Network Class A: bit pertama harus dalam kondisi off

Range alamat Network Class B: bit pertama Class B harus dalam kondisi on, tapi bit kedua Class B harus dalam kondisi off.

Range alamat Network Class C: 2 bit pertama harus dalam kondisi on, tapi bit ketiga harus dalam kondisi off.

Range alamat Network Class D dan E: alamat diantara 244 dan 255 dicadangkan untuk jaringan class D dan E.

Class D(244-239)digunakan sebagai alamat multicast dan class E (240-255) hanya di gunakan dalam penelitian.
Pengalamatan Class A
jaringan class A menggunakan 1 byte,jumlah maximum dari jaringan class A yang bisa buat adalah 128.

Setiap alamat class A mempunyai 3 byte (tempat untuk 24 bit) sebagai alamat node dari sebuah mesin.

Alamat node dengan dua pola yaitu semua 0 dan semua 1 dicadangkan, jumlah maximum node yang bisa digunakan adalah 2 pangkat 24 kurang 2 berarti setara dengan 16.777.214.

Host ID class A yang sah
·          Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 10.0.0.0
·          Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 10.255.255.255
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 10.0.0.1 sampai 10.255.255.254

Pengelamatan class B
Dengan alamat network 2 byte (masing-masing 8 bit), terdapat 2 pangkat 16 kombinasi unik, namun harus dimulai dengan digit 1 kemudian 0, pengalamatan Class B menggunakan 2 byte untuk  pengalamatan node.
Host ID class B yang sah
·          Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 172.16.0.0
·          Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast:172.16.255.255
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 172.16.0.1 sampai 172.16.255.254.

Pengalamatan class C
Pengalamatan class C, 3 bit pertama selalu bernilai Biner 110, perhitungannya adalah 3 byte atau 24 bit dikurang 3 tempat yang dicadangkan menyisakan 21 tempat, yaitu terdapat 2 pangkat 21 atau 2.097.152 pada jaringan class C.

Host ID class C yang sah
·          Semua bit host off, menunjukkan alamat Network: 192.168.100.0
·          Semua bit host on, menunjukkan alamat broadcast: 192.168.100.255
Host yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast: 192.168.100.1 sampai 192.168.100.254.

Pengalamatan Private IP
Alamat private IP bisa digunakan untuk jaringan private tapi private IP tidak bisa melalui internet (not routeable).untuk mengerjakan tugas ISP dan perusahaan pengguna akhir menggunakan Network Address Translation (NAT), yang pada dasarnya mengubah atau mengkonverensi alamat private IP agar bisa digunakan di internet. 

Sumber: dari berbagai sumber