Sarapan
berkat, makan siang berkat, makan malampun berkat. Awal Syawal akan
dihiasi dengan berkat, dan hidangan yang serba daging dan juga
jajanan yang disajikan untuk para tamu yang berkunjung tapi malah
habis oleh orang rumah.
Pengertian
berkat menurut Bie
Fadhilatun Nisa “makanan yang dibawa oleh tamu undangan setelah
menghadiri acara hajatan pernikahan atau khitanan”.
Kalau
buka KBBI dan cari arti kata berkat yang keluar tidak sesuai harapan
yaitu “karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia”
bener juga sih tapi bukan itu maksudnya. Aku deskripsikan sendiri aja
apa itu berkat.
Berkat
adalah balasan untuk orang yang melakukan kondangan. Nah balasannya
itu berisi nasi dan lauk pauk yang biasanya berupa masak mie, sayur
buncis, masakan kacang kedelai, masakan tempe dengan irisan dadu,
ayam goreng, tempe goreng, telur, ikan asin dan kerupuk warna-warni.
Ga semua lauk yang disebutin tadi ada semua. Paling ada 4 macam. Yang
3 macem juga ada, tapi volumenya banyak. Makin banyak varian lauknya
makin dikit volume pervariannya begitu sebaliknya. Kalian dikatakan
beruntung jika berkatnya ada:
- Ayam goreng
- Telur utuh mateng satu bulat penuh, kalau cuman separuh juga itu masuk kategori beruntung.
Sekarang udah berubah, telurnya pake telur mentah dibungkus pake plastik bening.
Tapi tau dah kalau muncul fenomena seperti ini, ketika telur yang mentahnya tadi megar jadi itik. Masuk keberuntungan kah???
Ngomong-ngomong
itu berkat taruh dimana ya? biasanya taruh di tenggok
yang
dibawa oleh masing-masing orang yang kondangan. Kalau ga bawa tenggok
ya udah, ada 2 kemungknan yang nanti akan terjadi yaitu ga dapat
berkat sama sekali atau dapet berkat tapi dalam kemasan cepon
plastik kecil yang dibungkus kantong plastik hitam atau putih. Akan
diberikan ketika kita pamit pulang. Jadi ketika kita datang dan akan
pulang ada proses yang namanya menunggu. Proses menunggunya itu diisi
dengan medang
yaitu ngobrol sambil makan cemilan basah dan kering plus segelas teh
hangat biar mangseg.
Ada
juga yang pakenya minuman gelas, bertujuan untuk kepraktisan guna
mengurangi jumlah item yang harus dicuci (asahsah).
Jadi
ya begitulah, pekan pertama dibulan Syawal hidup kita akan
bergelimang dengan berkat. Alhamduilllaah....
Mangsan
nikah, mangsan
kondangan, mangsan
sinoman,
mangsan
berkat.
*kata yang diitalic maknanya hanya aku, Tuhan dan orang sekitaran Bumiayu aja yang tahu.
Ngomong-ngomong masalah nikah, aku sering banget ditanya. Dan jawaban untuk tiap orang yang nanya berbeda. Kadang jawabanku cuman tersenyum, tersenyum tapi dalem hati bilang Aamiin semoga disegerakan, kadang jawab dengan senyum lebar sambil bilang “iye nih hidupku sejauh ini cuman gandengan mulu sama gas motor” dan bahkan cuman diem ga jawab apa-apa. Kalau udah diem, udah tuh sedih, bosan dan sebal berarti. Keinginanku untuk menikah sih angot-angotan. Kalau hidup lagi terasa berat, pengin cepet-cepet. Tapi kalau hidup tenang, aku slow aja merasa aku ini masih muda, masih kinyis-kinyis. Pernah berfikir kalau nikah muda, indah dan seru kali ya. Anak pertamanya cewe, pas udah gedhe pergi bareng trus disangkanya orang yang lihat kita berdua kakak beradik. Yuhuuuu senangnya dikata kakak beradik.
Dibawah
ini aku mau tulis sesuatu buat sahabat cewe Ka.eR yang beberapa bulan
terakhir curhat dan mengkhawatirkan tentang orang yang itu-itu lagi.
Ka.eR yang tersakiti entah sudah berapa kali, yang sekarang lagi
proses move on dan move up. Tapi nanti seketika juga jadi gagal move
on. Aku sendiri sekali, dan itu tuh ternyata rasanya ya begitu itu,
es a SA ka i et KIT, SAKIT. Berasa kek lutut kita kebentur sudut
meja ruang tamu, kalau ga kek berasa ketusuk duri. Duri ikan, ikannya
ikan bandeng, bandengnya bandeng fresto kalau ga bandeng rorod (bandeng
rorod adalah oleh-oleh khas Bekasi) kalau digabung jadi duri ikan
bandeng fresto atau duri ikan bandeng rorod.
Sebelumnya
aku kasih tau dulu surat cinta dari Tuhan yang telah Dia kirim.
“Wanita-wanita
yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang
tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik
untuk laki-laki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik
(Q.S An-Nur:26)”.
Surat
cinta dan janji Tuhan yang pasti. Lega rasanya membaca petikan surat
cinta tersebut, benar-benar menghibur hati. Walau kadang kau merasa
lelah, lelah untuk tetap menjaga hati dan iman, lelah untuk istiqomah
dan lelah untuk tetap tersenyum dalam menghadapi pertanyaan. Aku
hanya bisa memberi tahumu dan diriku sendiri bahwa janji Allah itu
mungkin tidak datang dengan segera tapi akan selalu datang dengan
pasti. Penantian panjang ini seperti malam yang semakain gelap dan
pekat. Hanya cahaya iman dan sabar yang akan menjadi penerang, kau
harus yakin malam yang semakin gelap dan pekat itu tidak berlangsung
selamanya. Karena semakin waktu berangkat jauh membawa gelap dan
pekatnya, semakin dekat pula waktu menuju dengan sambutan mentari
yang cerah. Ya disaat pagi itulah Tuhan menunjukan janjiNya. Aku
pernah merasa demikian, merasa tersakiti lalu kemudian berusaha
bangkit. Susah memang, tapi cobalah ini
“Mulailah
menerima dengan lapang hati apapun yang terjadi. Karena kita mau
menerima atau menolaknya, dia tetap terjadi. Takdir tidak pernah
bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak
suka. Takdir bahkan basa-basi menyapapun tidak. Tidak peduli. Hanya
orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu. Meski sakit hati,
menangis, marah-marah, sebal sekali pada akhirnya bisa tulus
melepaskan, dia sudah berhasil menaklukan diri sendiri. Yang pergi
akan kembali, yang hilang akan ditemukan, jika memang berjodoh. (Tere
liye).”
Dan
nyatanya walau sudah banyak sahabat dan keluarga yang telah
menasehati, menghibur dan menyuport kita, kita masih saja setia.
“Kadang,
kita tidak tahu kenapa kita masih berharap. Kadang kita tidak tahu kenapa
masih menunggu. Kadang kita tidak tahu kenapa tetap tinggal. Maka
itulah salah satu cabang sabar. Ketika kita “tidak tahu” misteri
masa depan, tapi kita tetap melakukannya. Lengkapi dengan keyakinan
bahwa Tuhan selalu punya skenario terbaik, sibukkan diri dengan hal
positif dan bermanfaat, maka semoga bahagia selalu menerima kita
(Tere Liye).”
Laa
Tahzan Innallaaha Ma’aanaa (Jangan bersedih, Tuhan bersama kita)
Mumpung
masih dibulan Syawal. Aku ucapkan minal ‘aidzin wal faizin mohon
maaf lahir batin. Skor kita sekarang jadi kacamata, salam dua jari,
jari telunjuk dan jari tengah.
Atipa
Abdrrokhman dan Kelurga yang masih sendiri :)
*sumber gambarnya dapat dari temen BBM